Bersiap Menuju Ramadlan 1431 H / 2010 M


"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa." (Al-Baqarah:183)

Jika tiba bulan Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu semua syaitan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Setiap akhir sya'ban dan akan berjumpa dengan Romadlan, saya selalu teringat akan tulisan guru yg sekaligus kakak saya di tembok depan Pondok pesantren saya, bukan karena beliau usil atau bertindak yg aneh - aneh dikarenakan saat itu tidak adanya papan pengumuman berukuran besar dan hanya disitulah tembok yg bentuknya rata karena memang bangunannya sudah kuno dan sangat lama, yaitu sebuah hadits Rasulullah:
- Man shoma romadhona imanan wahtisaban, ghufirolahu ma taqoddama min dzanbih.
- Dari Abu Hurairah, dari Nabi, beliau bersabda : Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, diampuni dosanya yang telah lalu. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

Terima kasih Gus karena hal itu selalu terbayang dalam ingatan saya, sebuah metode pengajaran tersendiri bagi saya yg memang kebetulan kurang begitu betah jika berlama - lama duduk dibangku kelas atau duduk bersila dengan bersanding kitab - kitab tebal

Didalam kitab Ihya Ulumuddin karangan Al Imam Al Ghazali, beliau menerangkan bahwa puasa terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu puasa yang umum, puasa yang spesifik, dan puasa yang paling spesifik.
Puasa yang umum adalah menahan lapar dan haus dari terbit fajar hingga terbenam matahari seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang.
Tingkatan puasa yang kedua, adalah mengontrol pandangan, mengontrol lidah, tangan, kaki serta pendengaran untuk menghindar dari perbuatan buruk dan dosa.
Sedangkan tingkatan puasa yang ketiga adalah puasa hati.



Diantara kita mungkin ada yang bertanya, ”bagaimana cara melakukan puasa hati?” Arti dari puasa hati adalah berusaha menjaga hati kita agar berpuasa dari keinginan melakukan kemaksiatan dan sekaligus mengisi hati kita dengan hanya mengingat Allah seperti dengan berdzikir, membaca Al Qur’an, serta berdo’a.
Adapun mereka-mereka yang terbiasa melakukan puasa hati selalu berusaha mengosongkan isi hatinya kecuali hanya ada Allah disana. Tak ada nama seorangpun dihatinya, tak ada ayah, tak ada ibu, tak ada uang, tidak ada jabatan, tak ada tgas pekerjaan, tak ada hingar bingar keduniawian, tak ada apapun juga kecuali hanya ada Allah didalam hatinya.
Marilah kita mencoba merasakan puasa seperti ini, meskipun hanya satu jam, atau cuma setengah jam, atau bahkan cuma semenit kalau kita tak mampu melakukannya, maka tangisilah diri kita yang begitu lemah.



Marilah kita tingkatkan kualitas ibadah kita pada bulan Ramadhan tahun ini. Waspadalah, karena bahwa belum tentu kita akan berjumpa dengan bulan Ramadhan pada tahun depan.

Saatnya bertemu kembali dengan teman - teman lama saya di Masjid


"Marhaban Ya Ramadlan"

Komentar

Anonim mengatakan…
Subhanalloh Yi mubarrok...