Terima Kasih Pahlawan




Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki (QS. Ali ‘Imran, 3:169)

"Lebih baik berkalang tanah, daripada hidup dijajah"

*Sebaris kalimat yang pendek namun memiliki cerita panjang, deretan untaian kata yang mampu membangkitkan semangat jihad untuk hidup mulia atau mati syahid (pekik Allahu Akbar). Membidani lahirnya semboyan nasional "Merdeka Atau Mati". Itulah motivator kemerdekaan negeri ini, yang dibangun di atas mayat-mayat para syuhada, tanah yang menjadi merah tersirami oleh darah dan air mata.

Rasa terpanggil untuk membela harkat dan martabat bangsa menggema di sanubari, tanpa pamrih setiap anak bangsa bahu membahu menghalau penjajah. Semenjak pengusiran Portugis dari Sunda Kelapa di tahun 1527 M, sampai dikembalikannya Irian Barat ke bumi pertiwi di tahun 1963. Tidak terhitung pengorbanan yang direlakan, baik harta, nyawa maupun tahta yang semuanya berujung pada tegaknya amar ma'ruf nahi munkar, dengan proklamasi kemerdekaan sebagai hadiahnya.*

Ketika Para Ulama' mengeluarkan fatwa "'isy kariman au mut syahidan" yaitu " Hidup Mulia Atau Mati syahid", seketika itu terbakarlah semangat untuk berjuang, terlecutlah semangat untuk merdeka dari semua kalangan bangsa ini, dari fatwa itulah timbul rasa cinta yang mendalam terhadap agama nusa dan bangsa, kita tidak dapat membayangkan bagaimana mereka menghadapi tentara penjajah dengan persenjataan yang jauh lebih canggih dari milik bangsa kita, mungkin para pejuang kita hanya berbekal sebuah senapan, pedang, keris atau bahkan hanya bambu runcing saja.
Tetapi ada satu senjata yang sangat ampuh yaitu kalimat LaailahaIllallah MuhammaduRrosulullaah….AllaahuAkbar!!, yang terus diucapkan para pejuang kita menuju peperangan, hingga Allah menakdirkan kita merdeka.

Subhanallah, sampai saat ini pun saya masih belum bisa membayangkan betapa gigihnya para pejuang kita menghadapi para penjajah.
Alhamdulilah kita telah merdeka, terima kasih pahlawan, terima kasih pahlawan, terima kasih pahlawan dan semoga saudara kita di Palestina juga segera diberikan kemerdekaan yang kita nikmati sekarang ini….Amiin


intisari:

- Mati syahid merupakan cita-cita tertinggi umat Islam. Salah satu jalan menuju mati syahid adalah berjuang di jalan Allah.
- Menurut istilah, syahid artinya berperang atau berjuang di jalan Allah membela kebenaran atau mempertahankan hak dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk menegakkan agama Allah.
- Siapa yang berjuang membela harta miliknya, jiwanya, keluarganya, agamanya, dan meninggal dalam perjuangannya itu, maka ia meninggal fi sabilillah atau mati syahid .
- “Isy kariman au mut syahidan“, hiduplah mulia atau mati syahid!. Kemuliaan hidup dan mati syahid hanya dapat digapai dengan satu jalan: berjuang di jalan Allah. (Sayid Qutb, Pejuang Islam dari Mesir)
Al-Quran dan Sunnah sangat banyak dan sering sekali menggunakan kata jihad dalam makna pertempuran.
- 6 keistimewaan yang mati syahid yaitu: diampuni dosanya sejak mulai pertama darahnya mengucur, melihat tempatnya didalam surga, dilindungi dari adzab kubur, dan terjamin keamanannya dari malapetaka besar, merasakan kemanisan iman, dikawinkan dengan bidadari, dan diperkenankan memeberikan syafa’at bagi 70 orang kerabatnya.
- Barangsiapa yang mati di jalan Alloh, mati karena penyakit tho’un, mati disebabkan penyakit di perut, orang yang tenggelam, mempertahankan hartanya maka dia syahid.
- Menentukan syahid bagi seseorang, dengan menta’yin bahwa dia syahid, tidak boleh kecuali yang disaksikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau umat sepakat atas kesyahidannya.

* Sumber: Catatan - Gusman Natawidjaja



Marhaban Ya Ramadlan - Selamat Datang Bulan suci Ramadlan

Komentar

Fernando de grissee mengatakan…
MUI : Bom bunuh diri tidak termasuk Syahid.
Aisha mengatakan…
yub, terimaksih padamu pahlawan yang telah gugur demi bangsa dan negara Indonesia!Merdeka!!!
~Srex~ mengatakan…
Halo pak Haji,...
Aku setuju dg batasan mati syahid diatas. Cuman masalahnya ada orang2 yg mengimplementasikan secara 'sepihak'. Misal tujuan, lawan dan medan perang nya. Sehingga malah jd membabibuta, bahkan kaum nya sendiri dan orang2 tdk bersalah ikut menjadi korban.....yg jadi pertanyaan adalah kenapa bisa begitu? Apakah ada 'double standart' dalam mati syahid?
Merdeka....!!
Ratusya mengatakan…
"dikawinkan dengan bidadari"

kalo sayah perempuan dikawinkan dengan siapa dong, akhi?
cah bontot mengatakan…
intinya jgn terbuai hanya dilihat dr itikad/niatnya yg baik tp jg caranya harus adil, bermartabat & cerdas/bijal ...sedangkan hasil itu hak prerogratif dr Yang Maha Menentukan.. termasuk mati syahid itu lebih menunjukkan sisi objective/output aja sdgkan niat & iman jd sisi input/modal awal dan sisi prosesnya adalah ngibadah, ngamal, ngelmu dari mulai lahir sampai liang lahat... wallahualam
Fernando de grissee mengatakan…
>Mbak Aish:...Merdeka !
>Om Dr Srex: memang Om perbedaan pendapat selalu terjadi dimana-mana, bahkan mengenai kriteria Syahid pun tetap di perdebatkan, akan tetapi menurut ane sudah ada batasan yang jelas kok...Merdeka !
>Quinie:....hahahaha...itulah keterbatasan fikiran manusia sis?...saya kira itu hanya istilah saja kok, mungkin bidadari juga ada yang laki-laki, ane juga belum tahu sendiri...hahahaha....Merdeka !
>Om Bontot: Setuju Om, semua harus dilandasi dengan ilmu, dan yang utama adalah ikhlash,...komentar yang sangat berkualitas Om.....Merdeka !
Ratusya mengatakan…
akhi, kalo mesen bidadara yang kaya christian sugiono, bole ta ya? xixixi

met puasa juga ya akhi.
mohon maaf lahir bathin
Fernando de grissee mengatakan…
>Quinie: hahaha....dikau nih ada-ada saja...justru yang lebih ganteng banyak....hehehe
sama-sama sita Quinie...